Keberadaanku dikota apel, Malang, hanya tinggal
hitungan hari. Kepeutusanku untuk meninggalkan kota dingin ini semakin
membulat. Yeaah,, memang tak bisa dipungkiri lagi aku sangat mencintai kota
ini, tapi life must go on. Aku harus kembali ke habitat asalaku, mojokerto,
kota kedua yang aku cinta..haha.
Sebelum
aku berjejak melangkah memulai dunia baruku dimojokerto. Bekerja, belajar atau
bahkan berumah tangga.. J , kuingin menghabiskan waktu untuk
sekedar berwisata di kota-kota dijawa timur. Mengingat kalau udah balik ke
mojokerto, waktu keluar tuk jalan-jalan
jadi susah. Susah minta izinnya soalnya ada orang tua, kalau disini mah izin
ibu.kos gampang..hehe
Oleh
karena itu selagi ada waktu, karena aku kerjanya hanya ngajar pada hari
senin-kamis, maka aku luangkan waktu buat jalan-jalan. Kebetulah teman dari
pasuruan mengajakku untuk kerumahnya. Ya mungkin ini jadi moment bagus buatku.
Kamipun
berangkat tepat pada tanggal 23 November 2013. Betapa terkejutnya aku ketika
aku ketahui bahwa kediaman temanku berada di daerah terpencil di pasuruan. Dengan
jalanan yg cukup kecil dengan tanah gembur dikelilingi oleh lahan tambak. OMG, yah memang benar aku kaget dan terkejut
karena memang baru pertaman kali aku datang kedaerah pesisir. Maklum gua kan
asli orang pegunungan jadi memang sudah terbiasa dengan suasana pegunungan dari
pada suasana pesisir.
Walaupun jalannya agak
mengerikan, tapi tak sedikitpun penyesalan datang ketempat ini. Semua terbayar
lunas dengan indahnya pemandangan beberapa tambak yang menyerupai danau,
kicauan burung yang sesekali menyapaku dan teriakan-teriakan dari langit yang
seolah menyambutku. Nyaman sekali berada disini.
Tak ada sedikitpun
polusi, keramain, kemacetan, kriminalitas dan apalah itu yang tengah
dibisingkan kebanyakan orang. Berada disini seolah kita berada didinia milik
kita sendiri. Alam selalu menjadi sahabat dalam suka dan duka. Tapi kesepian
juga siiih, hanya kicauan burung yang kerap kali kudengar. Tak ada suara
seorangpun, tak ada suara lalu lintas kendaraan bermotor semua terlihat tenang.
Cocok sih buat yang lagi galau-galau gitu..haha
Selain kebahagiaan
terlintas dibenakku menikmati suasana baru ini, kesedihan juga mampir dalam
otakku. Jika kita tidak terbiasa mungkin segala sesuatu terlihat sulit. Untuk membeli
peralatan mandi, dapur dsb, kita harus keluar tambak dulu yakni sekitar 1 jam
perjalanan naik sepeda. Kupun sentak
memberikan ide pada temanku untuk membuka toko didaerahnya, tapi diapun
menjawab “ah siapa juga yang beli, wid wid orang disini Cuma ada 7 KK aja. Itupun
anak-anak mereka semua pada merantau ke desa ataupun kekota. Jadi masyarakat
disini terbiasa hidup serba apa adanya”. “Yaah, masuk akal juga siih, sautku
dengan ekspresi kaget juga bahwa ternyata penghuni daerah ini Cuma ada 7 KK”.
Hal unik lain yang aku
temui yakni semua rumah didaerah tambak ini terbuat dari kayu karena menurut
warga setempat jika dibangun pondasi layaknya rumah gedongan, akan cepat rabuh
karena air didaerah tersebut merupakan air asin. Jadi ketika hujan datang,
semua warga akan risau karena takut rumah mereka roboh tertiup angin. Sepanjang
jalanpun belum bisa dilewati karena tanah menjadi gembur terkena air hujan,
sehingga jika masyarakat ingin menyusuri jalan atau keluar rumah harus menunggu
matahari datang untuk mengeringkan jalan. Kekurangan air bersih juga sedikit
aku rasakan. Seperti halnya kamar mandi yang airnya berwarna sedikit kecoklatan
dan didalamnya hidup beberapa ekor ikan lele. Ahh bener2 pengalaman baru gua
mandi bareng sama ikan lele..hoho
Hal yang bisa buat aku
sangat terkejut ialah pada saat kebelet Be’ol..haha
ini pengalaman pertamaku, yang dimana biasanya aku hanya lihat di TV dan sekarang aku benar2 mengalaminya sendiri. Waah hanya bisa senyum-senyum sendiri aku. Ketika mau BAB, aq harus mengganti pakaianku dengan jarik dan berjalan sekitar 3 menit dari depan rumah. Terdapat sebuah tempat kecil yang terbuat dari bambu diatas sungai dengan 1 pintu. Dan herannya tak kujumpai ada air disana. OMG..
“eh disini, BABnya. Kok gak ada airnya”, tanyaku
“iya gpp BAB diatas situ tar dibersihkan dikamar mandi rumah” saut temanku
ini pengalaman pertamaku, yang dimana biasanya aku hanya lihat di TV dan sekarang aku benar2 mengalaminya sendiri. Waah hanya bisa senyum-senyum sendiri aku. Ketika mau BAB, aq harus mengganti pakaianku dengan jarik dan berjalan sekitar 3 menit dari depan rumah. Terdapat sebuah tempat kecil yang terbuat dari bambu diatas sungai dengan 1 pintu. Dan herannya tak kujumpai ada air disana. OMG..
“eh disini, BABnya. Kok gak ada airnya”, tanyaku
“iya gpp BAB diatas situ tar dibersihkan dikamar mandi rumah” saut temanku
Semakin lucu aja
kataku. Bener2 pengalaman yang unik. Seru juga sih sebenarnya punya kesempatan
untuk merasakan kehidupan masyarakat tambak. Akhir kata, banyak banget hal-hal
dan pengalaman menarik yang kudapat disini yang menjadikan aku seseorang yang
lebih bersyukur lagi... amiiiiin
Ne jepret2 dipinggir
tambak yang mana tak jauh disebrang, sekitar 10 meter dari lokasi foto ini
terdapat laut. Mau foto2 kesana takut... ombaknya gede banget siih..hhaha
nama daerahnya apa mba? desa? kecamatan?
BalasHapus